PENGERTIAN DAN FUNGSI E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN
Pengertian E-Learning
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai e-learning,
seperti yang dipaparkan oleh Thomson, Ganxglass, dan Simon (dalam Siahaan,
2004) bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan
melalui teknologi elektronika. Secara utuh e-learning (pembelajaran elektronik)
dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta
didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur,
perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat
saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara
langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak
jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet,
video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan
tidak langsung). Kegiatan e-learning termasuk dalam model pembelajaran
individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan e-learning
lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan
konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir
atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang
secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar,
meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya. Profil peserta
e-learning adalah seseorang yang : (1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang
tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena
tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri
(2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan
diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan (3)mengalami kegagalan dalam
mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya,
atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh
sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga
mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang
terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan.
Fungsi Pembelajaran Elektronik (e-learning)
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi
pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction)
- Suplemen (tambahan), dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
- Komplemen (pelengkap), dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
- Substitusi (pengganti), dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.